pesonajawa.com -- Cultural Heritage

Diperbaharui: Thursday, November 11, 2021


Candi Borobudur

Address: Jl. Balaputradewa, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang


S: 7°36'28.70" E: 110°12'16.60"

Lat: -7.60797214508 Long: 110.20461273193

Kemegahan Candi Budha terbesar di dunia, dan inspirasi warisan budaya bersejarah.


Candi Borobudur dibangun di atas bukit dengan bentuk piramida berundak dan terbuat dari batuan andesit yang berjumlah lebih dari 2.000.000 blok. Bagian atas berbentuk stupa yang beralaskan tigas teras berbentuk lingkaran merupakan gaya arsitektur India, sedangkan bagian bawahnya berbentuk poligon merupakan gaya arsitektur jawa. Kedua bagian tersebut merupakan satu kesatuan dan semua bagiannya menyerupai sebuah stupa.


Stupa di candi Borobudur mengadaptasi konsep Budha yang merupakan rerleksi dari alam semesta. Untuk memahami cerita yang terpahat di candi Borobudur harus berjalan searah jarum jam yang diebut "pradaksina", yang memiliki makna menghormati roh-roh suci yang berada di candi sesuai ajaran agama Budha.


Sejarah Borobudur


Dinasti Sailendra membangun peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840 Masehi. Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha. Peninggalan ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.


Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat. Tiga zona atau tiga bagian (sumber: borobudurpark).


1) Kamadhatu, alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang. Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Menggambarkan mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.


Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah. Koleksi foto seluruh 160 foto relief dapat dilihat di Museum Candi Borobudur yang terdapat di Borobudur Archaeological Park.


Foto diambil pada 09 November 2019

Area masuk plataran utama candi Borobudur


1) Kamadhatu, alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang. Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Menggambarkan mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.


Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah. Koleksi foto seluruh 160 foto relief dapat dilihat di Museum Candi Borobudur yang terdapat di Borobudur Archaeological Park.


Foto diambil pada 09 November 2019

Area candi Borobudur dilihat dari atas di area Rupadhatu


2) Rupadhatu, alam peralihan, dimana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia. Rapadhatu terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung buddha. Secara keseluruhan ada 328 patung Buddha yang juga memiliki hiasan relief pada ukirannya.


Menurut manuskrip Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.


3) Arupadhatu, alam tertinggi, rumah Tuhan. Tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Pada bagian ini tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.


Serambi pada bagian ini terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi. Terdapat 72 stupa secara keseluruhan. Stupa terbesar yang berada di tengah tidak setinggi versi aslinya yang memiliki tinggi 42m diatas tanah dengan diameter 9.9m. Berbeda dengan stupa yang mengelilinginya, stupa pusat kosong dan menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya terdapat isi namun juga ada yang berpendapat bahwa stupa tersebut memang kosong.


Relief Borobudur secara kesulurhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.


Selama restorasi pada awal abad ke 20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur. Candi Pawon berada 1.15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada 3 km dari Candi Borobudur. Terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga candi tersebut namun masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya.


Ketiga candi membentuk rute untuk Festival Hari Waisak yag digelar tiap tahun saat bulan purnama pada Bulan April atau Mei. Festival tersebut sebagai peringatan atas lahir dan meninggalnya, serta pencerahan yang diberikan oleh Buddha Gautama.




Destinasi wisata ini berada di ketinggian 230 meter dpl.

Estimasi lamanya kunjungan di tempat ini adalah 150 menit.

Perkiraan jam buka antara pukul 06:00:00 sampai dengan 17:00:00 wib.