pesonajawa.com -- Cultural Heritage

Diperbaharui: Monday, August 28, 2023


Taman Sriwedari

Address: Jl. Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta 57141

Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta (Solo)


S: 7°34'5.80" E: 110°48'47.20"

Lat: -7.56827783585 Long: 110.81311035156

Sejarah Taman Sriwedari


Taman Sriwedari merupakan taman yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, namun bukan dibangun oleh Belanda. Taman Sriwedari dibangun oleh Raja Kasunanan Surakarta yaitu Pakubowono X (Letnan Jenderal Sri Susuhunan Pakubowono X) pada tahun 1887. Pada mulanya, Taman Sriwedari dibangun untuk sarana peristirahatan dan rekreasi keluarga Kasunanan Surakarta. Namun ada catatan lain, bahwa Taman Sriwedari mulai dibangun


Wedari berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti taman bunga, sedangkan Sri memiliki arti elok atau menawan, sehingga Sriwedari dapat diartikan sebagai taman bunga yang elok sesuai dengan tujuan pembangunan taman Sriwedari pada masa itu. Menurut catatan dalam majalah Kejawen yang diterbitkan pada tanggal 28 Maret 1928 oleh Penerbit Pustaka, disebutkan bahwa Sriwedari sejatinya berasal dari Serat Arjunasasra. Seperti yang disebutkan dalam majalah Kejawen, Taman Sriwedari memiliki makna taman surga, yaitu sebuah taman yang mampu menandingi taman di surga karena diciptakan oleh Sri Batara Wisnu dan menjadi milik Arjunasasra.


Pentas Wayang Orang


Sebagai Pusat Hiburan Rakyat


Taman Sriwedari kemudian berkembang menjadi pusat wisata hiburan rakyat sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai pertunjukan pasar malam, kesenian, dan hiburan. Kegiatan kesenian yang masih terus dilesatarikan adalah pertunjukan wayang orang yang memiliki gedung pertunjukan tersendiri.


Gedung pertunjukan wayang orang dibangun pada tahun 1910 oleh Pakubuwono X sebagai gedung pertunjukan tertua di Indonsia. Awal pagelaran wayang orang digelar pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Mangkunegara I dengan para pemainnya adalah para abdi dalem. Pagelaran wayang orang ini sangat diminati oleh masyarakat Solo. Pertunjukan wayang orang pertama kali diadakan pada tahun 1910 pada masa Pakubuwono X berkuasa yang meminta para pemain untuk tampil di Taman Sriwedari. Pertunjukan wayang orang kini masih bisa dinikmati oleh para penggemar maupun para wisatawan yang berkunjung ke Solo. Selain gedung pertunjukan, di Taman Sriwedari juga terdapat Radya Pustaka, Gedung Kesenian Surakarta, Kolam Segaran, dan Taman Hiburan Rakyat (THR).


Malam Selikuran


Malam Selikuran di Taman Sriwedari


Daya tarik di Taman Sriwedari ini adalah acara malam selikuran yang rutin dilakukan setiap tahun. Dikutip dari situs pemerintah kota Surakarta, malam selikuran merupakan tradisi unik yang digelar dalam rangka menyambut datangnya lailatul qadar di Keraton Surakarta. Bagi umat Islam, lailatur qadar adalah momen yang dinantikan saat berpuasa karena disebut lebih mulia dari seribu bulan, yang jatuh pada malam ganjil di 20 hari terakhir bulan Ramadan.


Tradisi Malam Selikuran digelar pada 20 Ramadan atau malam 21 Ramadan setiap tahunnya. Awalnya, ritual ini dikembangkan oleh Sultan Agung. Namun dalam perjalanannya sempat mengalami pasang surut. Di masa pemerintahan Pakubuwana IX, tradisi ini dihidupkan kembali dan mengalami puncaknya di masa Pakubuwana X. Saat itu malam selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng yang diiringi lampu ting atau pelita dari Keraton menuju Masjid Agung Surakarta.


Dalam malam selikuran, nasi tumpeng yang dibawa abdi dalem berjumlah seribu. Jumlah tersebut melambangkan pahala setara seribu bulan. Berisi nasi gurih yang dibentuk tumpeng kecil dan dilengkapi dengan kedelai hitam, rambak, mentimun, dan cabai hijau lalu dimasukkan ke dalam wadah dari besi dan kuningan. Kemudian nasi tumpeng yang diarak-arak oleh para abdi dalem ini didoakan oleh pemuka agama. Selepas prosesi tersebut, rombongan menuju titik terakhir di Taman Sriwedari. Hingga saat ini, tradisi malam selikuran masih dilakukan. Hanya saja rute kirabnya dipersingkat sampai Masjid Agung saja.


Taman Sriwedari sebagai Destinasi Wisata


Pada masa sekarang ini, Taman Sriwedari telah menjadi destinasi wisata bersejarah di Kota Solo (Surakarta) yang dilengkapi dengan berbagai wahana bermain untuk anak-anak hingga orang dewasa yang dikelola oleh pihak swasta. Untuk masuk ke Taman Sriwedari, ke Gedung Wayang Orang, dan ke Taman Hiburan Rakyat dikenakan biaya masuk yang berbeda.


Taman Sriwedari sebagai taman hiburan, pertunjukan, dan wisata mempunyai jam operasional dengan jam buka setiap hari dari pukul 10.00 sampai dengan jam 22.00. Khusus untuk pertunjukan wayang orang dadakah pukul 20.00 – 23.00 dan khusus hari minggu tutup.


Sahabat pesonajawa, berkunjunglah ke Solo sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah.




Destinasi wisata ini berada di ketinggian 92 meter dpl.

Estimasi lamanya kunjungan di tempat ini adalah 120 menit.

Perkiraan jam buka antara pukul 10:00:00 sampai dengan 22:00:00 wib.