pesonajawa.com -- Cultural Heritage

Diperbaharui: Thursday, November 04, 2021


Candi Sojiwan

Address: Jl. Banjarsari, Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambananan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten


S: 7°45'36.30" E: 110°29'46.20"

Lat: -7.76008319855 Long: 110.49617004395

Sejarah Candi Sojiwan


Candi ini tereletak di Jalan Banjarsari, Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan. Candi ini juga disebut dengan nama lain yaitu Candi Sajiwan. Bukti sejarah Candi Sojiwan dapat dilihat pada Prasasti Rukam yang tertulis pada tanggal 829 atau pada tahun 907 Masehi Saka yang tersimpan di Museum Nasional Indonesia. Candi ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang dibangun sebagai bentuk pengorbanan dari Raja Balitung kepada neneknya Nini Haji Rakyat Sanjiena. Candi Sojiwan merupakan salah satu Candi yang bercorak Budha seperti candi lain yang berada di Kawasan Prambanan. Candi Sojiwan saat ini telah berdiri dengan kokoh dan memiliki area yang luas melalui pemugaran pada tahun 2011 yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah sehingga menjadikan Candi Sojiwan lebih menarik.


Dongeng Dari Candi Sojiwan


Di Candi Sojiwan terdapat relief tantra, terpahat pada bagian kaki Candi Sojiwan memuat ajaran moral agama Budha yang berbentuk fabel (cerita binatang). Relief yang memuat cerita binatang tersebut menggambarkan pesan moral untuk menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Contoh cerita dari Candi Sojiwan antara lain:


Foto diambil pada 06 March 2020

Kemegahan Candi Sojiwan


Kisah burung berkepala dua


Seekor burung berkepala dua. Salah satu kepalanya makan enak sedangkan kepala yang lainnya dibiarkan saja. Kepala satunya minta makanan itu, tetapi ditolak dan dijawab tidak perlu karena nantinya akan masuk perut yang sama. Kepala lainnya marah marah dan makan makanan beracun dan matilah burung itu. Pesan ini untuk mengingatkan kita bahwa bekerjasamalah untuk kepentingan bersama. Tanpa ada kerja sama yang baik tentu semua pekerjaan dapat gagal atau kurang baik hasilnya.


Kisah prajurit dan pedagang.


Seorang pejabat kerajaan mempunyai dua sabahat yaitu seorang prajurit dan pedagang. Prajurit menyatakan siap melindungi sahabatnya itu bila ia mengalami gangguan keamanan. Pedagang juga akan membantu dengan menyerahkan hartanya bila pejabat itu memerlukan. Suatu saat si pejabat ingin menunjukkan kepada iserinya tentang kesetiaan mereka sebagai sahabat. Ia berpura pura memiliki masalah yang dapat diancam hukuman berat. Hal ini disampaikan kepada kedua sahabatnya. Pedagang menyatakan bahwa ia tidak dapat berbuat apapun. Sedangkan prajurit itu menyatakan siap dengan pedangnya untuk melindungi pejabat sahabatnya itu. Pesan yang disampaikan adalah sahabat seharusnya adalah tanpa pamrih seperti si prajurit.


Foto diambil pada 06 March 2020

Taman Candi Sojiwan


Kisah Buaya dan Kera. Pada dinding Candi Sojiwan yang menghadap utara terdapat seekor kera yang berada di atas punggung buaya.


Istri seekor buaya meminta suaminya untuk menangkap seekor kera yang sedang duduk di tepi sungai untuk disantap hatinya. Ia meminta suaminya untuk melaksanakan kehendaknya. Suami buaya itu berkata bohong pada kera itu bahwa ia mau berbaik hati untuk mengantarnya ke seberang sungai karena di sana ada pohon yang banyak buahnya. Kera setuju dan ia duduk di atas punggung buaya menuju seberang. Di perjalanan buaya mengatakan maksud istrinya. Mendengar itu kera sangat gembira bisa menyumbangkan hatinya kepada istri si buaya. Tetapi hati yang diinginkannya tertinggal di atas pohon. Untuk itu si buaya harus mengantarnya kembali untuk mengambil hati yang dimaksud. Sampai di tepi sungai si kera melompat dan pergi. Pesan dari kisah ini menganjurkan kepada kita supaya selalu berusaha menjadi pandai agar tidak mudah tertipu.




Destinasi wisata ini berada di ketinggian 157 meter dpl.

Estimasi lamanya kunjungan di tempat ini adalah 60 menit.

Perkiraan jam buka antara pukul 06:00:00 sampai dengan 17:00:00 wib.