pesonajawa.com -- Nature Tourism

Diperbaharui: Monday, June 14, 2021


Embung Nglanggeran - Agrowisata Nglanggeran

Address: Desa Nglanggeran (dukuh Nglanggeran Wetan), Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul

Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul


S: 7°50'50.80" E: 110°32'43.00"

Lat: -7.84744453430 Long: -110.54528045654

Penampung Air di Puncak Bukit Nglanggeran


Sahabat pesonajawa, ada sebuah embung yang berada di atas bukit dengan luas 2.304 m2 dan mampu menampung air dengan kapasitas 7.200 m3 di Desa Nglanggeran yang tidak jauh dari Kota Yogyakarta. Di tempat ini sahabat pesonajawa dapat menyaksikan kemegahan gunung api purba Nglanggeran dan menyaksikan sunrise pagi hari maupun sunset sore hari yang menawan (jika beruntung pada waktu yang cerah).


Embung adalah penampung air atau cekungan besar yang berisi air dari aliran sungai. Menurut Direktorat Pengelolaan Air, definisi embung adalah bangunan konservasi air berbentuk cekungan disungai atau aliran air berupa urugan tanah, urugan batu, beton dan/atau pasangan batu yang dapat menahan dan menampung air untuk berbagai keperluan.


Embung Nglanggeran dibangun pada tahun 2012 dan selesai tahun 2013 yang diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Embung ini dibangun dengan tujuan untuk pengairan kebun buah di Desa Nglanggeran dan juga mendukung kepariwisataan di Desa Wisata Nglanggeran atau Kawasan Ekosiwata Gunung Api Purba Nglanggeran. Pembangunan embung dilakukan oleh kelompok tani Kebun Buah Kencono Muikti dengan jumlah petani sebanyak 80 orang dengan pembiayaan dari APBD-P Propinsi DIY tahun 2012.


Foto diambil pada 27 October 2019

Deretan Pegunungan yang dinamkan Gunung Wayang


Nglanggeran: Bukit Hukuman Warga Desa


Embung Nglanggeran menampung air dari sumber air yang mengair dari Kampung Pitu (dalam bahasa Indonesa Pitu=Tujuh) dan juga dari air hujan. Kampung pitu hanya ditinggali oleh 7 kepala keluarga sejak dahulu dan tidak boleh ada pengurangan maupun penambahan kepala keluarga di kampong ini. Ini merupakan tradisi atau kepercayaan turun temurun yang tetap dipegang teguh oleh warga Kampung Pitu.


Konon katanya, Naglanggeran berasal dari kata nglanggar (melanggar), yaitu pelanggaran yang dilakukan warga desa sekitar ketika merusak wayang saat mengundang dalang untuk mengadakan pentas wayang kulit semalaman sebagai ungkapan syukur hasil panen. Warga desa tersebut dihukum dan dikutuk oleh ki dalang dan membuangnya ke perbukitan ini, maka dinamakanlah Nglanggeran. Deretan pegunungan di sekitar ini dinamakan gunung wayang, sehingga warga Kampung Pitu pantang untuk menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit hingga saat ini.


Foto diambil pada 27 October 2019

Area Parkir dan Taman Teknologi Pertanian


Embung Nglanggeran memiliki ketinggian 494 meter diatas permukaan laut, dan dibawah embung yaitu di area parkir dan pintu masuk embung memiliki ketinggian 456 meter dpl, sehingga untuk sampai ke embung maka sahabat pesonajawa harus mendaki melalaui jalan berundak setinggi 38 meter.


Foto diambil pada 27 October 2019

Embung Nglanggeran Ketika Kering


Saat ini usia Embung Nglanggeran sudah 8 tahun dengan penampilan yang semakin indah. Jika sahabat pesonajawa mengunjungi tempat ini, datanglah pada sore hari untuk menyaksikan masuknya sang surya ke peraduannya sambil melihat keindahan sang senja atau di pagi hari saat fajar menyingsing dan menyaksikan keindahan alamnya. Selain Gunung Nglanggeran, sahabat pesonajawa juga dapat melihat deretan gunung Gunung Kelir, Gunung Buncu, Gunung Bongos, dan Gunung Gedhe. Tapi sayang saat pesonajawa.com mengunjungi Embung Nglanggeran tidak dilakukan pada sore atau pagi hari sehingg tidak mendapatkan momen terbaiknya.


Embung Nglanggeran di Kala Petang, Sumber Foto: (KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)


Syahdunya Embung Nglanggeran di Malam Hari


Apabila sahabat pesonajawa berkunjung pada sore hari, tunggulah sejenak untuk menyaksikan keindahan alam disekitar embung pada malam hari.


Waktu terbaik untuk mengunjungi Embung Nglanggeran adalah bulan Februari – Mei, karena pada saat itu keindahan alam disekitarnya nampak menghijau tetapi apabila mengunjunginya pada bulan Agustus – Oktober (saat kemarau panjang) mungkin akan menemukan embung yang sedang mengering dan disekitarnya nampak tidak hijau.




Destinasi wisata ini berada di ketinggian 456 meter dpl.

Estimasi lamanya kunjungan di tempat ini adalah 90 menit.

Perkiraan jam buka antara pukul 01:00:00 sampai dengan 23:00:00 wib.